Kabupaten Tangerang, OaseINews.com – Aktivitas pembakaran limbah alumunium foil masih marak di wilayah desa Tanjung pasir, kecamatan Teluknaga, kabupaten Tangerang, Banten.
Ada sekitar 4 lokasi yang di jadikan lahan pembakaran limbah alumunium foil di wilayah desa Tanjung pasir salah satunya berada di Kampung Sukamanah RT 002, RW 007, Desa tanjung pasir, kecamatan Teluknaga.
Parman (60), warga yang sehari-hari beraktifitas tidak jauh dari lokasi mengatakan, keberadaan lapak pembakaran limbah alumunium foil tersebut sudah beroperasi sekitar 7 bulan lalu.
“Asap dan debu dari pembakaran limbah itu bikin nafas sesak. Apalagi, pembakaran dilakukan siang dan malam hari. Bahkan, debu sisa pembakaran sampai bertebaran kemana-mana jika angin sedang kencang,” ujarnya, Senin (15/11/2021).
Sedianya, kata Parman, pembakaran limbah alumunium foil masih ada 3 dilokasi yang tidak jauh dari lokasi pertama, menurut nya pembakaran tersebut dilakukan agar lebih mudah memisahkan sampah dengan almunium yang akan di daur ulang.
Di lokasi terpisah Musin (52) warga kampung gaga, desa Tanjung pasir yang turut menjadi kiriman asap dan debu dari pembakaran limbah almunium foil menjelaskan, Asap pembakaran limbah tersebut berikut debu nya berterbangan hingga mengenai atap rumahnya jika angin sedang kencang, bahkan orang-orang yang sedang bekerja di proyek pengurukan yang lokasinya tidak jauh dari lokasi pembakaran banyak yang mengeluh terkait bau asap dan debu dari pembakaran limbah tersebut.
“Asap dan debu pembakaran tersebut sampai ke kampung gaga, hingga mengenai atap rumah saya jika angin sedang kencang, tidak hanya saya, para pekerja proyek pun mengeluh terkait bau asap dan debu dari pembakaran limbah alumunium,” ungkapnya.
Ketika hendak di konfirmasi Senin (15/11/2021) pemilik usaha pembakaran limbah alumunium foil tersebut sedang tidak berada di lokasi, Menurut salah seorang karyawan pembakaran limbah alumunium foil mengatakan, pemilik usaha tersebut jarang kelokasi pembakaran, terkadang hanya sesekali saja datang untuk meninjau tempat usahanya.
Masih kata karyawan, kegiatan pembakaran alumunium foil tersebut sudah berjalan hampir 7 bulan, dengan kapisaitas pembakaran 1 sampai 3 kwintal alumunium foil perhari yang dibakar.
“Bosnya tidak ada mas, paling hanya sesekali aja ke lokasi. Pembakaran ini sudah berjalan sekitar 7 bulan, sehari paling bakar 1 sampai 2 kwintal saja, mengenai izin saya tidak tahu, setahu saya hanya izin domisili dari desa aja yang di tempel di tiang itu,” kata karyawan.
Dari pantauan Media, selain menjadi lokasi pembakaran limbah, lapak dimaksud sekaligus dijadikan tempat mengumpulkan limbah. (Red/Van)
Tinggalkan Balasan