Sebenarnya apa makna membangun infrastruktur? Membangun infrastruktur adalah membangun bangsa, bukan hanya membangun jalan saja, tetapi lebih luas dari itu. Membangun infrastruktur meliputi semua aspek, antara lain membangun jalan; jembatan; pembangkit listrik; rel kereta api; jaringan telepon; perangkat dan jaringan internet; puskesmas; sekolah; sarana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); sarana WC; sarana dan fasilitas air bersih; fasilitas MCK; sumur; bendungan; jaringan irigasi; embung; sarana perumahan; permukiman; pasar, kawasan industri.
Makna membangun infrastruktur secara luas menurut kantor staf presiden, yaitu membangun infrastruktur bukan hanya mendirikan monumen mati. Membangun infrastruktur adalah membangun jiwa dan badan Indonesia – membangun kebangsaan Indonesia itu sendiri. Infrastruktur menyentuh semua orang, semua aspek kehidupan yang kita pedulikan: harga pekerjaan, kesempatan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik, keadilan sosial, kesehatan, pendidikan, hingga nilai-nilai kekeluargaan dan persatuan Indonesia. Hasil itu tidak bisa dikuantifikasikan. Maknanya melampaui deretan angka-angka statistik. Namun demikian, turunnya angka pengangguran, inflasi, ketimpangan, dan kemiskinan serta naiknya pertumbuhan ekonomi bisa menjadi bukti.
Hal ini diakui Oleh H. Jajang Atmaja, Kepala Desa Kebasiran. Kecamatan Parung Panjang. Kabupaten Bogor, Dimana terhambatnya Pembangunan infrastruktur diwilayahnya, karena adanya miss komunikasi yang terjadi, seperti belum adanya Laporan Anggaran Dana Desa Tahun 2019 beberapa waktu, dan terlambatnya bantuan BLT terkait Pandemi Coivid 19, hal ini juga salah satu pemicu terhambatnya infrastruktur.
” bayangkan infrastruktur diwilayah Kebasiran ini masih ada sebagian yang belum terbangun, karena Laporan Dana Desa kemarin belum masuk, hal ini salah satu penyebab terhambatnya Infrastruktur yang merata yang menjadi dambaan masyarakat diwilayah ini.” Ucap Jajang, kepada Awak Media diruang kantor kerjanya, Senin (11/05/2020).
Dikatakan, bahwa banyak kegiatan Desa saat ini ditopang adanya dana talangan Desa, sehingga kegiatan tetap berjalan, juga terkait adanya bantuan bantuan Langsung Tunai (BLT) yang juga dinilai lambat kemarin, karena data yang diterimanya mengalami siampang siur, tapi saat ini sudah diklarifikasi.
” maaf, saya ini ingin mengabdi di Desa, hanya berharap ingin memajukan Desa Kebasiran yang konon infrastruturnya sudah tertinggal jauh, maka dari itu ia berusaha dimana ia akan memposisikan infrastrutur mana yang harus didahulukan,” Kata Jajang
Ditambahkan, bahwa saat ini Desa Kebasiran kini telah memiliki satu unit mobil transportasi Ambulans, guna keperluan masyarakat Kebasiran sendiri, seperti diketahui sejak lama, Warga sangat mendambakannya.
” jujur saya ini orang lapangan, yang biasa mencari diluar, dimana mobil Ambulans ini dibeli juga dari kocek pribadi, bukan dari Dana Desa, mudah mudahan apa yang saya lakukan ini, semuanya guna untuk keperluan warga Desa Kebasiran dan semoga banyak manfaatnya,” tuturnya lagi.
Seperti diketahui bahwa H.Jajang sebagai kepala Desa Kebasiran. Parung Panjang baru berjalan 4 bulan kerja, tetapi banyak sekali peninggalan PR Desa yang ia hadapi saat ini, tentunya ini menjadi barometer baginya untuk kedepan. (Fatah)
Tinggalkan Balasan