Tangerang, Oaseindonesianews.com – Bagi masyarakat awam yang hanya menyukai Film Nasional, mungkin belum banyak mengenal sosok Selamet Riadi sang Sutradara era tahun 70 sampai 90 yang saat ini usianya sudah beranjak 74 tahun.
Diusianya yang tidak lagi muda, Selamet Riadi masih saja terlihat bugar. Meski secara fisik dirinya sudah tidak lagi seperti dahulu, penuh semangat bekerja dan berkarya.
Pria Gaek yang kini lebih bersahaja dalam kesehariannya itupun masih saja memikirkan nasib perfilman Nasional. Yang mana diakuinya saat sekarang dunia perfilman Indonesia sudah dapat lebih mudah dalam segi mengadopsi kecanggihan teknologi dibanding generasi pada zamannya.
Film menurutnya, adalah sebuah karya seni yang indah. Karna dapat menyatukan gambar, musik, dan bahasa. Disambing itu semua adegan yang dimainkan para aktor dan aktris dengan penuh penjiwaan juga dapat diartikan sebagai seni dalam peran.
“Visualisasi dalam sebuah film tidak serta merta mengadalkan penapilan fisik para pemerannya, namun mengacu pula pada kemampuan seseorang memainkan peranan.” ujarnya Rabu, (28/3/18).
Sebagai sosok yang pernah berkecimpung di dunia Film, Selamet Riadi berkeinginan agar Bangsa Indonesia memiliki sebuah Museum Film Nasional yang dapat menyimpan atau mendokumentasikan segala bentuk dan apa pun yang berkaitan dengan film nasional.
“Setahu saya baru ada sinematek indonesia yang menyimpan arsip film nasional, sampai saat ini belum ada museum film nasional di jakarta. Sebetulnya banyak yang harus di ketahui oleh bangsa indonesia tentang sejarah perfilman nasional, contohnya kapan pertama kali film nasional itu ada, siapa orang indonesia yang pertama membuat atau main dalam film, itu bisa saja di dokumentsikan di museum film nasional. Selain proyektor, alat-alat yang di pakai dalam proses pembuatan film dari masa ke masa juga harus ada, belum lagi sejarah atau riwayat hidup tokoh-tokoh film seperti aktor, aktris, sutradara, kameraman, produser, penulis naskah dan lain sebagainya yang mempunyai andil besar dalam perkembangan perfilman nasional. Bahkan kalau perlu dibuatkan patung lilin terkait sosok-sosok tersebut untuk simpan di museum.” jelas Selamet Riadi yang kini tinggal di Kawasan Villa Ilhami Blok Minah, Kelurahan Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Banten. Kepada wartawan.
Lebih lanjut, pria yang mengaku dekat dengan sosok almarhum Sophan Sophiaan itu pun. Juga berkeinginan, Baik. Pemerintah, swasta, masyarakat, komunitas, dan pelaku di bidang perfilman nasional untuk perduli dan bersama-sama membuat sebuah Museum Film Nasional yang nantinya bisa menjadi suatu kebanggaan.
“Mudah-mudahan dengan adanya museum film nasional nantinya bangsa indonesia akan lebih memiliki nilai di kancah internasional. Karena dengan film dan sejarahnya bangsa ini juga akan mempunyai kebanggaan, terutama untuk generasi penerus bangsa indonesia.” tuturnya.
Ditambahkannya lagi, dengan akan di peringatan Hari Film Nasional Ke 68 pada tanggal 30 Maret tahun ini, semoga menjadi pemacu pihak-pihak terkait untuk lebih memikirkan tentang keberadaan sebuah museum perfilman nasional, yang akan menjadi suatu kebanggaan bagi bangsa dan negara Indonesia pada umumnya.
“Saya yakin dan percaya, kalau memang belum ada. Nanti suatu saat akan ada museum tentang film nasional di jakarta,” tutupnya dengan nada kebapakan.
Untuk diketahui, beberapa Filmografi Selamet Riadi dengan judul :
Belas Kasih 1973 sebagai Penata Skrip, Seribu Kenangan 1975 sebagai Sutradara, Arini, Masih Ada Kereta Yang Akan Lewat 1987 pada saat itu Sutradara Sophan Sophiaan Selamet Riadi menjadi Asisten Sutradara. untuk film Setegar Gunung Batu 1988 beliau sebagai Sutradara, Pedang Naga Pasa 1990 sebagai Sutradara, Ajian Pamungkas 1990 Sutradara, Cinta Dan Noda 1991 Sutradara, Gadis Metropolis 1992 sebagai Sutradara, serta film Suami, Istri Dan Kekasih 1994 juga sebagai Sutradara.
Wartawan : Kosasih
Tinggalkan Balasan