Jakarta – Oase INews.com – Frans Meroga Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional Gerakan Optimis (GO) Indonesia menduga ada serangkaian operasi intelijen dari pihak luar di balik kericuhan di Manokwari yang meluas hingga ke Sorong pada Senin (19/8).
Dia menduga kalau ada pihak luar yang sengaja ingin mengoyak persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
“GO Indonesia dan tim khusus kami mencium adanya indikasi intelijen dalam kerusuhan Papua ini. GO Indonesia mengimbau masyarakat Papua jangan mau dan jangan lengah atas skenario intelijen pihak lawan ini,” ujar Frans di Jakarta, Selasa (20/8).
Dugaan adanya operasi intelijen pihak tertentu itu menurut Frans mulai muncul sejak ramainya berita taruna Angkatan Darat Enzo yang dikaitkan dengan salah satu organisasi terlarang.
GO Indonesia mensinyalir ada pihak tertentu yang ingin menjadikan Enzo martir, sehingga menciptakan narasi negatif mengenai Enzo agar dirinya dipecat dari akademi militer.
“Kita bersyukur TNI tidak terkecoh dengan taktik intelijen musuh sehingga TNI tetap pertahankan Enzo. Kami bangga pada profesionalitas TNI,” kata Frans.
Setelah kasus Enzo, mulai pudar, kemudian muncul kasus video dugaan pelecehan simbol agama oleh UAS, berlanjut dengan kasus asrama mahasiswa Papua digeruduk.
“Lihat rangkaian perisitiwa Enzo lalu video UAS, hingga kerusuhan di Manokwari, indikasi itu jelas. Indonesia sedang jadi target operasi intelijen. Tetapi tenang saja, Polri dan TNI jauh lebih hebat dari dalang di balik semua ini,” jelas Frans.
Frans mengatakan, suku Papua, Jawa, Batak, etnis Tionghoa, Dayak dan semua suku yang ada di Indonesia merupakan satu kesatuan dan saudara se-kandung. Karena itu, sebaiknya semua pihak saling menjaga satu sama lain.
“Wahai saudara-saudari kandungku di Papua, kami di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara dan semua daerah di Indonesia akan bersama-sama kalian mengatasi tantangan ini. Kami akan berdiri bersama dengan kalian di Papua,” Tutup Frans.
Reporter : Luq
Tinggalkan Balasan