Bandung Barat, OASEiNews.com – Kasus kekerasan pada wartawan di Indonesia kembali terjadi. Asep Cahyana Jurnalis dari Media Patroli Indonesia, dan Mora beserta Rahmat dari Media Gema Pembaharuan.
Kabar yang viral dikalangan jurnalis menyebut adanya peristiwa tindak kekerasan terhadap wartawan, dimana diceritakan bermula saat Asep Cahyana bersama ke dua rekan akan melakukan fungsi dari profesi kontrolnya mencari berita ke Desa Mandalasari Kecamatan Cikalong wetan, Selasa (25/1/2022).
Berdasarkan keterangannya, Desa tersebut sedang ada proyek jalan yang sudah selesai. Bahkan dikatakannya, kedatangan ketiga wartawan itu sudah di tunggu Kepala Desa Mandalasari Adey untuk wawancara atas prestasi gemilangnya.
Namun na’as yang di dapatinya, Kades tiba-tiba berubah dan mulai arogan. Melihat situasi tidak kondusif, Asep dengan sigap menghubungi Hendnra Kanit intel Polsek Cikalong dengan ponselnya.
“Benar saya menghubungi dan melaporkan hal tersebut ke Kanit Hendra demi menjaga hal yang tidak di inginkan.” Kata Asep.
Lanjutnya, kemarahan Kepala Desa kian memuncak. Pada saat masyarakat berdatangan termasuk para pemuda karang taruna.
Sebagai jurnalis yang mengedepankan praduga tak bersalah, Asep bersama rekan-rekannya menanyakan hal anggaran yang digunakan proyek tersebut bersumber dari dana apa? Namun oknum Kades itu semakin emosi. “Ujug-ujug marah dan ngamuk gak karuan sampai buka baju sambil berkata nantang duel,” Paparnya.
Teelontar dengan keras suara Kades bahwa pembangunan di Desa nya tidak harus di kontrol sama media dan para wartawan, karena Desa itu sudah ada pihak BPD yang mengawasinya.
“Kejadian semakin memanas, alhamdulilah Kanit Intel polsek Cikalong dan intel kodim tiba tepat waktu, dan akhirnya suasana bisa teratasi dan kondusif,” ujar Asep.
Peristiwa terjadinya amuk masa, dijelaskan Asep ketika dia bersama rekan-rekan wartawan lainnya diajak meninjau lokasi proyek pembangunan jalan yang baru terselesaikan. Namun, setibanya di lokasi proyek, tiba-tiba saat itu tanpa basa basi warga yang diduga bayaran dari oknum Kades mulai menyerang dan mengeroyok sampai melakukan pemukulan terhadap Asep dan rekan wartawan lainnya.
“Saya melihat pelaku pengeroyokan dan pemukulan diantaranya memakai seragam karang taruna, kami diperlakuan seperti binatang,” ulasnya.
Untuk menghindari amukan masa, pihak berwajib segera mengamankan asep beserta ke dua temannya dan diboyong ke salah satu rumah warga terdekat.
Akibat insiden itu, Asep dan rekan-rekan wartawan harus dilarikan ke Rumah Sakit untuk dilakukan perawatan yang cukup serius.
Terkait hal itu, Pemimpin Media Patroli Indonesia yang turut menerima laporan dari Yanto Arip Syafrudin selaku Kordinator Liputan wilayah Jabar meminta kepada Kepolisian untuk segera menindaktegas para pelaku persekusi wartawan.
Sementara, Ketua Umum Forum Wartawan Jakarta (FWJ) Indonesia Mustofa Hadi Karya atau yang biasa disapa Opan ketika dihubungi wartawan melalui pesan WhatsAppnya, Selasa (25/1/2022) malam menyayangkan tindakan tidak terpuji oleh para oknum karang taruna dan oknum Kades melakukan penganiayaan terhadap sejumlah wartawan saat bertugas.
Dia juga kan melakukan upaya hukum dan melaporkan peristiwa ini sebagai tindakan yang melanggar pidana maupun UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.
“Ini sudah sangat mencoreng profesi jurnalis, dan jelas mereka para pelaku persekusi, penganiayaan dan pengeroyokan adalah tindakan premanisme. Kami akan laporkan ke Polda Jabar.”Pungkasnya. (Red/Van)
Tinggalkan Balasan