TANGERANG, Oase INews.com – Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) seluruh Indonesia memecahkan rekor MURI dengan ritual membasuh kaki orang tua secara serentak dalam kegiatan Family and Society Gathering. Dengan tema “Tetap Ceria Meraih Asa” Yang dipusatkan di LPKA Jl. Daan Mogot No. 29 c, Kota Tangerang. Selasa, (17/4).
Dihadiri dan bukan langsung oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Republik Indonesia Yasonna Laoly, acara berlangsung khidmat dan lancar. Suasana haru pun nampak saat seluruh anak mulai membasuhi kaki orang mereka seraya bersimpuh dan memohon maaf atas khilaf yang mereka pernah perbuat. Di saksikan para petinggi pemerintahan dan dinas terkait serta para tamu undangan yang menghadiri acara tersebut.
Selain memecahkan rekor MURI dengan ritual membasuh kaki kedua orang tua, warga binaan LPKA seluruh indonesia juga melukis secara bersama-sama dalam kanvas besar yang di awali dengan coretan oleh Menteri Hukum dan HAM. Selanjutnya anak LPKA seluruh Indonesia pun menghatamkan Al-Quran dengan membaca tiga surat terakhir, Yakni, Suarat Al Ikhlas, Al Falaq, dan surat An Naas. Seluruh kegiatan juga ditayangkan secara Live dari LPKA Tangerang sebagai pusat kegiatan.
Dalam kesempatan itu, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pemasyarakatan LPKA Tangerang Mardjoeki mengatakan. Keterlibatan peran serta keluarga dan masyarakat sangat di perlukan dalam proses pendidik dan pembinaan anak.” Diharapakan kegiatan ini dapat mengembalikan semangat dan keceriaan anak dalam meraih masa depan.” tuturnya.
Lebih lanjut, menurutnya. Kedepan pola pembinaan dan perlakuan petugas LPKA pun harus ramah. Dengan pola pembinaan anak menggunakan aspek lebih bersifat tidak mendiskriminasi, untuk kepentingan terbaik anak, keberlangsungan, dan tubuh kembang serta penghargaan terhadap pendapat anak.
“Harus dilakukan oleh petugas dalam rangka pemenehuan hak-hak anak selama menjalani masa pembinaan. Konsep ramah anak bukan berarti tidak ada ketegasan dalam proses pembinaan, ramah disini memiliki makna tidak ada kekerasan. Dalam implementasi kebijakan, perlakuan. Namun juga harus tegas dan disiplin dalam upaya membentuk karakter anak,” tegas mardjoeki.
Sementara, Menkumham Yasonna Laoly mengutarakan. Apabila anak-anak terpengaruh oleh faktor-faktor sosial yang kurang baik, sehingga membuat anak-anak terjerumus kepada kehidupan yang menyimpang dari norma-norma yang ada. Maka kepekaan, peranan, dan kepedulian keluarga serta masyarakat. Sangatlah penting dalam menghalau dampak tersebut.
“Seluruh kita yang ada disini dan juga masyarakat, seharusnya juga memberikan kontribusi dilingkungannya masing-masing untuk memberikan perhatian terhadap perkembangan anak-anak” kata Yasonna laoly.
Ditambahkannya, Peringatan hari lahirnya sistem pemasyarakatan kiranya bukan kegiatan yang bersifat rutinitas dan serimonial belaka, melainkan untuk mengingatkan serta merenungkan kembali dan melanjutkan tekat, termasuk tekat seluruh dari aparat yang bertugas LPKA di seluruh Indonesia untuk menyamakan presepsi, merapatkan barisan, langkah, dan kerja, komitmen. Dalam menjalankan misi kemasyarakatan dengan semangat menuju LPKA yang ramah anak. Hal mana Family and Society Gathering juga merupakan rangkaian peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan Ke 54.
“Jadi kita harapkan dengan dilakukannya program ini, anak-anak LPKA indonesia memiliki perubahan pola pikir serta sikap untuk menjadi lebih baik dan kreatif, sehinga anak-anak dengan semangat dan keceriahan, dapat melanjutkan hidupnya.” tandas Menkumham. (Kosasih)
Tinggalkan Balasan