Bogor, Oase INews.com- Hasil hutan bempa kayu maupun non kayu akan memiliki nilai ekonomis apabila telah dikeluarkan dari dalam hutan menuju pabrik atau konsumen.
Kegiatan pengeluaran kayu tersebut memerlukan prasarana pengangkutan kayu, dimana salah satunya bempa jalan angkutan hasil hutan. Untuk mengetahui apakah jaringan jalan yang ada baik atau tidak maka dapat dilakukan penilaian terhadap beberapa parameter diantaranya adalah kerapatan jaIan, spasi jalan, tingkat keterlayanan, jarak sarad rata-rata secara teoritis, kerapatan dan spasi jalan optimal serta penilaian terhadap daya dukung jalan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterlayanan dari jaringan jalan angkutan hasil hutan, mengetahui dan mengevaluasi daya dukung jalan utama angkutan hasil hutan serta memberikan informasi mengenai kegiatan perbaikan dan pemeliharaan jalan angkutan hasil hutan yang terdapat di wilayah BKPH Parungpanjang.
Penelitian ini dilakukan dengan cara menghitung besamya kerapatan dan spasi jalan aktual, kerapatan dan spasi jalan optimal, tingkat keterlayanan jaringan jalan, jarak sarad rata-rata secara teoritis, besamya daya dukung tanah badan jalan dm tebal lapisan perkerasannya, beban kendaraan serta intensitas lalu lintas yang melalui jalan utama tersebut.
Kerapatan jaringan jalan angkutan hasil hutan yang terdapat di wilayah BKPH Parungpanjang adalah 10,72 mha. Nilai ini lebih kecil daripada kerapatan jalan optimal, yaitu 11,58 mha. Sedangkan nilai spasi jalan untuk wilayah BKF’H Parungpanjang adalah 933,71 m.
“Nilai ini lebih besar daripada spasi jalan optimal hail perhitungan, yaitu 826 m. Jarak sarad tejauh secara teoritis di RPH Tenjo ada~ah4 ,6 hm, pada RPH Maribaya adalah 5,5 hm dan pada RPH Jagabaya adalah 7,2 hm. Sehingga secara teoritis apabila kemampuan para penyarad hanya 5 hm, maka dapat diketahui bahwa tidak semua wilayah hutan yang terdapat di BKPH Paungpanjang dapat terjangkau oleh kemampuan para penyarad,” ucap Suryana, Asper Perhutani Parung Panjang, mengatakan kepada awak media. Rabu (20/11/2019)
Dikatakan, berdasarkan cara penilaian Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) yang dianjurkan ole11 Backmund, secara umun~ jaringan jalan yang terdapat di wilayah BKF’H Parungpanjang tennasuk dalam kategori baik, yaitu ditunjukan dengan nilai persen PWH sebesar 74,46 %.
Hal ini menunjukkan bahwa jaringan jalan yang tersedia saat ini mampu melayani kegiatan pengangkutan hasil hutan. Realisasi terhadap rencana produksi tebangan pada tahun 1999 mampu mencapai 82 %.
Kata Suryana lagi, bahwa area hutan Parung Panjang berskala 6360 ha, yang terdiri dari 3 kecamatan dan 13 desa, diantaranya Kecamatan Parung Pajang, KecamatanJasinga dan KecamatanTenjo, lalu untuk penilitian dan pembenihan hutan masuk dalam wilayah Desa Gintung .Cilejet. (100 ha).
“Tapi untuk saat ini disana belun ada penataan yang baik, dimana hutan yang ada diparung panjang ini merupakan hutan potensial yang harus dilstarikan keberadaannya, ” paparnya
Dikatakan, bahwq Wilayah Bogor ada 5 Asper diantara : Parung Panjang. Leuwiliang, Bogor. Jonggol dan Ujung Karawang. Dimana di Parung Panjang ada 50 org personil org Perhutani. Karena banyak kegiatan…
Asper Parung Panjang (Suryana) asal Majalengka yang sering ber pindah2 tugas dimana ia sebelumnya ditempatkan diwilayah Cibinong (Fatah/Etty)
Tinggalkan Balasan