Kabupaten Tangerang, OaseINews.com – Untuk mewujudkan generasi muda mudi yang berbudi pekerti dan berakhlakul karimah, Majlis Ta’lim Nurul Fikri yayasan Insan Madani yang beralamat di kampung pintu kapuk RT 022, RW 008, Desa Bojong Renged, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang melakukan pengajian rutin yang dilaksanakaan setiap malam Jumat bada Isya sampai dengan selesai.
Pengajian Majlis Ta’lim Nurul Fikri ini di ketuai oleh H. Aryasin, S.Pd yang melibatkan seluruh keluarga besar Yayasan Insan Madani dengan dibantu para alim ulama, tokoh Agama dan masyarakat sekitar desa bojong renged.
Pengajian rutin malam Jumat ini biasa diawali dengan membaca tahlil dan tahmid diteruskan dengan pembacaan Surat Yasin, Ratib serta melantunkan shalawatan dan Marhaba yang di iringi dengan alat tabuh rebana.
Ketua pelaksana Wahab, ZA., S.Pdi mengatakan, pengajian rutin yang dilaksanakan pada malam Jumat ini, bertujuan untuk menjalin kebersamaan dengan cara merangkul pada setiap kalangan baik tua, muda dan anak-anak guna memperkuat tali silaturahim, serta memperkokoh keimanan sesama muslim, memperkaya persatuan umat.
“Tujuan utama kita adalah untuk membangun para generasi muda mudi Desa Bojong Renged, agar tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang berbudi pekerti dan berakhlakul karimah, berguna bagi kedua orang tua, masyarakat agama serta dapat menunjang menuju Muratara berhidayah,” papar Wahab kamis malam lalu (18/11).
Selain itu Majelis Ta’lim Nurul Fikri Yayasan Insan Madani Juga menjunjung tinggi Seni budaya adat istiadat seperti, gotong royong, tatakrama sopan santun yang selalu dilestarikan baik di dalam anggota majlis ta’lim maupun pada masyarakat umum.
Sementara itu Alhabib Helmi Bin Umar Alkaff juga mengatakan dalam pengajian Majlis Ta’lim tersebut materi yang disampaikan ialah, tentang hukum sunnah dalam kehidupan sehari-hari dan tatacara dalam berwudhu dari mulai berkumur hingga membasuh ke dua kaki.
Lanjut nya, Membawa nama Allah dan Rasulullah saat berada di kamar mandi itu hukumnya makruh, serta tidak sah bagi orang yang tidak mempunyai wudhu dan tidaklah sempurna wudhu nya bagi orang yang tidak menyebut nama Allah.
Hal tersebut biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari agar mereka memahami nilai dan budaya Islam agar tertanam dalam jiwa mereka, agar kedepannya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan tujuan kita dalam kegiatan ini, semoga kedepannya langkah awal untuk menuju masyarakat yang mengerti sunah dan tatacara saat berwudhu.
“Materi yang disampaikan ini ialah mengenai tatacara sunah dalam berwudhu, hal ini biasa di lakukan dalam kehidupan sehari- hari, sebelum melakukan shalat fardhu maupun shalat Sunnah, diantaranya agar tertanam dalam jiwa mereka sebagai bekal mereka yang akan datang untuk menjadi generasi muda yang mengerti hukum sunah serta sempurnanya dalam berwudhu.” pungkasnya. (Red/Van).
Tinggalkan Balasan