TANGERANG, Oase I News.com – Pemerintah Kabupaten Tangerang terapkan gerakan e-waste dengan menggelar kampanye dan sosialisasi. Dari bahaya, pengumpulan, pengelolaan hingga pengiriman sampah elektronik ke tempat yang bersertifikat menjadi tema kampanye dan sosialisasi tersebut.
Bupati Zaki berkolaborasi dengan Rafa Jafar (RJ) yang merupakan Founder EwasteRJ Community dengan mengajak dan mengedukasi para pelajar, mahasiswa dan elemen pemuda di Kabupaten Tangerang mengenai bahaya sampah elektronik.
“Para pelajar dan pemuda ini merupakan Agent of Change, yang dapat membawa perubahan tersebut hingga ke lingkup terkecil yaitu rumah mereka masing-masing,” ujar Bupati Zaki.
Meminimalisir dampak sampah elektronik menjadi tujuan kegiatan tersebut. Nantinya sampah elektronik dikumpulkan untuk dikelola dan dikirim ke tempat pemusnahan sampah elektronik yang sudah terdaftar agar tidak menjadi limbah berbahaya di masyarakat.
Pemkab Tangerang juga menyiapkan penciptaan industri pemusnahan sampah di kawasan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang, sebanyak kurang lebih 1.900 ton per hari dihasilkan dari kurang lebih 4 juta populasi masyarakat. Sedangkan, DLHK baru dapat menangani sekitar 800 sampai 1.000 ton sampah per hari.
“Untuk sampah elektronik, andaikan satu keluarga menghasilkan sampah elektronik 1 kg per tahun, maka dalam setahun ada sekitar 4.000 ton sampah elektronik di Kabupaten Tangerang yang akan berpotensi membahayakan lingkungan dan kesehatan apabila dibuang sembarangan,” jelas Bupati Zaki.
Hal ini menjadi keprihatinan Bupati Zaki terhadap banyaknya volume sampah di Kabupaten Tangerang dan mengadakan gerakan pengelolaan dan usaha meminimalisir sampah sejak tahun lalu yang masih terus bejalan hingga sekarang.
Sebelumnya, pada tahun 2015 hingga 2016 masyarakat Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, menerima sampah-sampah elektronik karena minimnya pengetahuan mengenai sampah elektronik. Sampah tersebut dikirimkan oleh oknum dan dimusnahkan di badan Sungai Cisadane.
Namun saat ini, beberapa Non-Governmental Organization (NGO) ikut berpartisipasi dan sedang menjalankan program-program pemilahan sampah seperti Waste For Change, lalu Bank Sasuci (Bank Sampah Sungai Cisadane) yang menangani sampah-sampah di badan sungai, irigasi dan situ.
Dropbox atau tempat khusus pengumpulan sampah juga sudah tersedia di beberapa titik, diantaranya Kantor Kecamatan Pagedangan, AEON Mall BSD dan juga Summarecon Mall Serpong. Nantinya, dropbox pengumpulan sampah elektronik akan ditempatkan di setiap kecamatan.
Bupati Zaki berharap gerakan ini dapat menjadi suatu pola hidup baru di masyarakat untuk mulai menyayangi alam kita.(Rizal – IKP Diskominfo)
Tinggalkan Balasan