Kab. Tangerang, OASEiNews – Pengurus Perjuangan Walisongo Indonesia (PWI) Laskar Sabilillah (LS) Kabupaten Tangerang sudah resmi dilantik dan dikukuhkan. Pelantikan tersebut, digelar di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ansor, Desa Pakualam, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang.
Penyerahan Surat Keputusan (SK) pelantikan PWI-LS Kabupaten Tangerang masa khidmat 2024-2029 diserahkan langsung oleh Ketua PWI-LS Provinsi Banten, K.H. Zainudin dan diterima oleh Ketua PWI-LS Kabupaten Tangerang Suhaimi, Sabtu (26/10/2024).
Acara dihadiri Ketua Umum (Ketum) PWI-LS, KH Muhammad Abbas Billy Yachsy pimpinan Ponpes Buntet Cirebon, KH Entis Sutisna pimpinan Ponpes Darul Ansor Pakuhaji, pengurus PWI-LS Pusat, DPW Banten, DPD Tangerang Raya, tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh masyarakat serta tamu undangan.
Ketum PWI-LS, KH Muhamad Abas Billy Yachsy menerangkan, bahwa Walisongo merupakan tokoh-tokoh sentral dalam penyebaran Islam di Nusantara, yang perlu diteladani melalui sikap dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
“Perjuangan Walisongo bukan hanya tentang penyebaran agama, tetapi juga tentang membangun masyarakat yang adil, beradab, dan penuh dengan kasih sayang,” kata pria yang biasa disapa Gus Abbas.
Sementara, ketua PWI-LS Kabupaten Tangerang Suhaimi mengatakan, organisasi penerus PWI-LS Kabupaten Tangerang akan berupaya membangun kembali nilai luhur budaya yang ditinggalkan para wali, namun juga menggali, menjaga sejarah dan budaya.
“Kita harus mampu menggali dan mengangkat kembali budaya warisan Walisongo, baik tradisi maupun syiarnya. Kemudian, kita juga harus mengenal lebih dalam lagi sejarah Walisongo yang telah membangun peradaban di Nusantara,” ungkapnya.
Seperti halnya visi dan misi organisasi PWI-LS yakni, melanjutkan ajaran Islam yang menganut faham Ahlus Sunnah wal Jama’ah sebagaimana yang diwariskan oleh Walisongo. Sehingga, terwujud tatanan masyarakat yang bermartabat dan berkeadilan demi kemaslahatan, kesejahteraan, kerukunan umat manusia dan demi terciptanya rahmat bagi semesta alam.
“Sebab hanya dengan mengenal dan mencintai sejarah bangsanya sendiri, kita tidak mudah terseret dan terombang ambing arus budaya liberal yang merusak mental dan maindset generasi muda,” pungkasnya. (red/van)