Kab. Tangerang, OASEiNews – Kedatangan beberapa Personil dari Polres Metro Tangerang Kota di rumah kediaman kepala desa (Kades) Kohod, kecamatan Pakuhaji dalam rangka melaksanakan program prioritas Kapolri “Jumat Curhat Polda Metro Jaya”.
Disela kegiatan, Personil Polres Metro Tangerang Kota bersama aparatur desa Kohod dan warga diskusi berbagai permasalahan, seperti penyalahgunaan narkoba, kenakalan remaja serta seks bebas dikalangan anak remaja.
Personil Polres Metro Tangerang Kota Inspektur Dua (IPDA) Arman memaparkan, pengguna narkoba di kalangan anak remaja berawal dari rasa keingin tahuan, dengan rasa ingin tahu itu, mengakibatkan ingin merasakan serta menjadi ingin mencoba.
“Mencoba sekali seperti rokok, tapi lama lama jadi keterusan. Kalo rokok sih tidak masalah. Tetapi, kalau narkoba jadi masalah. Karena efeknya itu kepada kesehatan, kepada jiwa dan kepada fikirkan,” kata IPDA Arman, Jumat (30/12/2022) Sore.
Lebih lanjut, IPDA Arman mengatakan, anak remaja sekarang, selain rawan dengan penyalahgunaan narkoba, juga rawan terhadap pergaulan seks bebas.
“Awalnya sama seperti pengguna narkoba, ingin tahu dan ingin coba coba juga. Kemudian, setelah mencoba menjadi keterusan. Ya, Salahsatu penyebabnya, rasa ingin tahu juga,” terangnya.
Tidak hanya narkoba dan seks bebas, remaja juga rawan dengan tauran. Itu juga rasa ingin pembuktian diri, bahwasannya kelompoknya merasa palin hebat. Itu juga, merupakan bagian dari penyebab terjadinya tauran.
“Salah satu cara untuk mengatasinya adalah Pengawas dari keluarga. Karena para orang tua itu, harus berperan aktif. Guru yang paling baik adalah orang tua,” jelasnya.
Sementara, kepala Desa Kohod Arsin mengatakan, penyalahgunaan narkoba dan kenakalan remaja ini sangat luar biasa. Ia menekankan berkali-kali kepada warga, agar jangan pernah menjadi objek maupun subjek, karena semua itu menurutnya tidak benar.
“Berdasarkan hasil rapat saya bersama BNN, bahwa obat keras yang di jual di toko obat itu memang benar. Tetapi, penggunaannya yang salah. Sehingga menjadi masalah, kurang lebihnya seperti itu,” ujarnya.
Ia menyebut, Jika toko obat tersebut di stop, seolah olah dirinya yang menutup usaha mereka. Akan tetapi, yang dirinya sayangkan adalah penyalahgunaannya. Kenapa seperti itu, karena yang disebut tramadol itu sebenarnya obat.
“Yang harusnya minum obat satu aja, ini malah lebih, ya akhirnya teler. Jangan lagi Kepala desa, orang tuanya aja dilawan, itu karena pengaruh obat tadi,” bebernya.
Arsin menghimbau, kepada aparatur pemerintah desa Kohod serta kepada seluruh orang tua, agar turut serta membantu mengawasi penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan kenakalan remaja.
“Semoga dengan adanya turut serta pengawasan dari aparatur desa dan para orang tua, situasi di desa Kohod tetap kondusif,” tutupnya. (red/van)