TANGERANG, Oase,I News.com – Dalam suatu sekolah pasti ada beberapa siswa yang memiliki latar belakang dari keluarga yang tidak mampu. Pada dasarnya siswa yang termasuk dalam keluarga yang tidak mampu memiliki peluang untuk bisa mendapatkan bantuan siswa miskin yang dapat di gunakan untuk membantu melengkapi kebutuhan sekolahnya.
Saat dikonfirmasi, Plt Kepala sekolah SDN Gerubug 1 Utuy Masturo S.Pd.menyampaikan, “Bantuan tersebut sangat membantu para orang tua yang memiliki pendapatan di bawah rata-rata, sebab dengan bantuan itu para orang tua tidak lagi merasa terbebani dengan urusan biaya sekolah. Dan bahkan seluruh perlengkapan sekolah anak pun bisa di beli dengan menggunakkan bantuan tersebut. Kami berharap program ini tepat sasaran dan transparan,” ujarnya. Jumat(21/02).
Program Indonesia Pintar (PIP) melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) adalah pemberian bantuan tunai pendidikan kepada anak usia sekolah ( usia 6-12 tahun) yang berasal dari keluarga miskin, rentan miskin pemilik Kartu keluarga Sejahtera (KKS). Yang mana PIP itu sendiri merupakan bagian dari penyempurnaan program Bantuan Siswa Miskin (BSM).
BSM adalah program pemerintah yang saat ini sudah di ganti menjadi PIP. Pada dasarnya BSM dan PIP, memiliki fungsi yang sama yaitu, memberikan bantuan kepada siswa miskin dalam bentuk uang tunai.
Sasaran utama PIP adalah peserta didik pemegang KIP, peserta didik dari keluarga miskin/ pengantar miskin dengan pertimbangan khusus, peserta didik SMK merupakan study.
Program PIP ini dapat di peroleh mulai dari jenjang SD, SMP dan SMA. besaran yang diterima oleh pemegang kartu KIP berbeda beda sesuai dengan tingkatan sekolah.
Berikut besaran dana yang di peroleh melalui program PIP berdasarkan tingkatannya :
1. Peserta didik SD/MI/ paket A Rp 450.000/ tahun;
2. Peserta didik SMP/MTS/paket B Rp 750.000/ tahun;
3. Peserta didik SMA / SMK/ paket C Rp 1.000.000/ tahun.
Dalam dialognya, Utuy menambahkan, “Program ini sudah berjalan sejak tahun 2016 sewaktu saya baru menjabat di sini. keberadaan PIP cukup baik tapi selang beberapa tahun mengalami kemunduran dan tahun ini 2020 belum ada lagi,” pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama kami menemui salah satu orangtua murid(red, tak mau disebutkan namanya), Dia mengatakan kepada awak media ini, “Program PIP sudah berjalan lama tapi ada orangtua murid yang mengatakan bahwa yang seharusnya mendapatkan jatahnya ternyata bisa beralih ke siswa lainnya, jadi seperti estafet,” ungkapnya. (Fatah/Etty)
Tinggalkan Balasan