oase I news.com, Kota Tangsel- Gonjang-ganjing dan badai kepengurusan Dewan Kesenian Kota Tangerang Selatan (DKTS) periode 2020-2025 dibawah kepemimpinan Andi Suandi saat ini diduga sedang diterpa “Badai” kepercayaan. Pasalnya, wadah para seniman Kota Tangerang Selatan selaku mitra yang dibentuk oleh Pemerintah daerah Kota Tangsel tersebut, saat ini sedang “Gonjang-ganjing” DIDUGA akibat ketidakcakapan Andi Suandi selaku ketua DKTS dalam memimpin rekan-rekannya sesama pelaku seniman di Kota Tangsel.
Secara eksklusif seperti dituturkan oleh Bang Agus Grave seniman senior DKTS Kota Tangsel jebolan Seniman Bulungan Jakarta. Kepada beberapa media online, disebuah warung makan yang cukup sederhana dikawasan Pamulang pada Senin (14/05/2022) siang, Bang Agus Grave menuturkan rencana dirinya bersama rekan-rekan seniman senior dan pengurus DKTS Kota Tangsel saat ini untuk HENGKANG (keluar-red ) dari kepengurusan DKTS Kota Tangsel periode 2020-2022 dibawah kepemimpinan Andi Suandi.
“Secara pribadi saya tidak ada masalah dengan Mas Andi Suandi ketua DKTS Kota Tangsel saat ini. Masalahnya cuma sederhana saja, pekan kemarin pengurus DKTS Kota Tangsel mengadakan HBH dan mengundang seluruh pengurus untuk hadir dalam acara tersebut, kalau saya pribadi saat kegiatan acara saya sedang hacking naik gunung. Jadi saya tak dapat hadir, baru terima pesan WhatsApp dari ketua DKTS Kota Tangsel setelah saya berada di kaki gunung (ketinggalan informasi-red). Namun tiba-tiba saja saya menerima pesan WhatsApp dari pengurus DKTS lainnya yang nadanya terkesan agak arogan yang meminta pengurus yang tidak aktif diminta ketegasannya atau mundur dengan membuat surat pengunduran diri dari kepengurusan DKTS Kota Tangsel saat ini. Lah, saya ditantangin pesan WhatsApp seperti itu, siapa takut ?, saya ikutin maunya mereka. Saya mundur !,” tegasnya.
Bang Agus Grave menyatakan, dirinya sangat menyayangkan atas sikap ketua DKTS yang saat ini terkesan kaku seperti itu. Menurutnya, seharusnya sebagai leader di DKTS Kota Tangsel, Andi Suandi menelaah dan mengoreksi diri ada apakah gerangan awalnya kepengurusan DKTS baik-baik saja tetapi sekarang mulai ada gejolak didalamnya?, tentunya kata nasehat pepatah lama,”Tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api”.
“Kita ini seniman brother, kalau ada miss komunikasi dan masalah dilapangan cukup Wa/telpon ajak ketemuan face to face sambil ngopi-ngopi santai diwarung pinggir jalan seperti sekarang ini saya dengan Bang Are sahabat saya wartawan yang juga separuh seniman, jadi enak gak kaku. Kita ini insan seniman bro and Sista, menyelesaikan berbagai masalah cukup sederhana saja, ajak ketemuan dan silaturahmi seperti begini kan enak, kenapa dibuat yang ribet dan kaku-kaku seh ? Birokrasi banget,” kata Bang Agus Grave.
Bang Agus menambahkan bahwa, dirinya memutuskan untuk hengkang dan keluar dari kepengurusan DKTS Kota Tangsel mengikuti langkah para seniman DKTS Kota Tangsel lainnya yang juga memutuskan untuk keluar, seperti Mashadi, Wakil ketua DKTS Kota Tangsel yang juga sebagai seniman sastra dan saat ini berprofesi sebagai dosen Bahasa dan sastra di Universitas Pamulang (Unpam).
“Kalau masih mau melihat karya-karya seniman di Kota Tangsel ini tumbuh dengan hasil karya-karya terbaiknya, maka perlakukanlah para seniman itu seperti sepantasnya seorang seniman. Tidak perlu formil-formil lah, apalagi sesama seniman cukup ajak ngopi diwarung pinggir jalan seperti ini, pasti selesai kok masalah miss komunikasi yang terjadi. Gitu aja kok repot,” pungkas Bang Agus Grave, seniman Kota Tangsel Jebolan Seniman Bulungan Jakarta yang banyak melahirkan seniman – seniman besar.( Simon)