Mantan Wali Kota Tangerang ini menyatakan Sigit adalah orang yang suka membantu. “Kalau membantu beliau itu luar biasa. Tulus tidak ada pamrih. Namun dia tetap profesional. Jadi jangan persoalkan masalah perbedaan keyakinan,” tegas pria yang akrab disapa WH ini.
Dikatakan, Kabareskrim Polri ini tidak punya pretensi apapun kepada orang lain. Fokusnya adalah tugas dan tugas sebagai anggota kepolisian. “Beliau itu sangat menjunjung Tribrata Kepolisian,” cetusnya.
Wahidin menganggap selama di Banten yang identik dengan nuansa Islami, Listyo juga mampu berinteraksi secara baik dengan tokoh masyarakat, muspida maupun ulama setempat. “Ketika beliau menjabat di Banten, ada pandangan berbeda tentang beliau dari kalangan ulama. Lalu saya ngobrol dengan Buya Muthadi (ulama besar Islam Banten -Red), dan Buya yang sangat moderat dan menghormati siapa saja dapat menerima prilaku Pak Sigit yang simpati dengan baik. Begitu juga dengan ulama-ulama lain, Pak Sigit cepat sekali untuk beradaptasi. Beliau banyak melakukan pendekatan ke ulama-ulama sehingga kemudian mendapatkan simpati dari mereka,” tambahnya.
Bahkan, lanjutnya, suatu kali Pak Sigit pernah menggagas Tabligh Akbar di Banten dan dia berkesempatan memberikan kata sambutan. “Itu kan menunjukkan dia mampu membaur dengan baik,” kata Wahidin.
Terkait penunjukkan Komjen Sigit sebagai Kapolri, Wahidin menyatakan memberi selamat dan dukungan kepadanya. “Saya rasa ketika dulu di tingkat lokal, Pak Sigit mampu beradaptasi di tingkat nasional pun demikian. Dengan kesabarannya, Pak Sigit pasti dapat mengemban tugas yang lebih besar ini,” kata Wahidin.
Tinggalkan Balasan