Litbang Menjadi Faktor Penunjang Bagi Industri Nasional Menghasilkan Diversifikasi

Jakarta, OasE INews.com – Kementerian Perindustrian terus memacu unit pelayanan teknisnya, Balai Besar serta Balai Riset dan Standardisasi (Baristand) Industri, agar lebih aktif melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) yang dapat dimanfaatkan oleh sektor manufaktur. Upaya ini sebagai bagian implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0 untuk menumbuhkan ekosistem inovasi.

”Jadi, kami akan memfasilitasi pelaku industri nasional supaya bisa menggunakan hasil riset kami sesuai perkembangan teknologi terkini. Tujuannya guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses produksi sehingga menghasilkan produk yang semakin bermutu dan bernilai ekonomis tinggi,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Ngakan Timur Antara di Jakarta, Rabu (25/7).

Ngakan meyakini, pemanfaatan teknologi dari hasil kegiatan litbang menjadi salah satu faktor penunjang bagi industri nasional menghasilkan diversifikasi produk, berperan di dalam rantai pasok, dan berdaya saing global. Apalagi dalam menghadapi era baru revolusi industri 4.0. ”Selain itu, nantinya kita dapat mengurangi ketergantungan terhadap produk impor,” ujarnya.

Sebagai bentuk apresiasi terhadap hasil litbang unggulan yang diciptakan oleh Balai Besar dan Baristand Industri, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyerahkan enam penghargaan kepada UPT di bawah binaan BPPI pada ajang Innofest 2018. Penilaian tersebut dilakukan oleh tim yang berasal dari berbagai latar belakang kepakaran, meliputi pelaku industri dan akademisi.

”Adapun aspek penilaiannya, antara lain ide penelitian, metodologi pengembangan, status teknologi, kesiapterapan teknologi, proses paten, kelaikan ekonomi, serta kelaikan sosial dan ekonomi,” ungkap Ngakan.

Untuk Juara I, diraih oleh Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri(BBTPPI) di Semarang dengan judul litbang ”Teknologi Electrochemical Advanced Oxidation Process (EAOP) sebagai Mesin Portable untuk Mengolah Air Limbah Tekstil Batik”. Keunggulan hasil litbang ini, yaitu reaktor EAOP sangat sesuai sebagai unit pengolah air limbah batik printing karena oksidator yang diproduksi oleh reaktor akan efektif mengoksidasi polutan dan kuantitasnya mudah dikendalikan.

Selain itu, reaktor tersebut bisa didesain secara mobile dan mudah direplikasi dalam berbagai ukuran sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan.

Selanjutnya, Pemenang Kedua, dinobatkan kepada Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) di Yogyakarta dengan judul litbang ”Inovasi Teknik Ringkel pada Kerajinan Tekstil Tritik Jumputan untuk Bahan Sandang”. Keunggulannya adalah berhasil mengkombinasikan teknik smock dan tritik jumputan dengan menghasilkan 24 motif baru.

Teknik tersebut lebih cepat dan mudah dilakukan, di mana satu lembar kain dengan panjang 2,15 m dapat diselesaikan hanya 3-5 hari, lebih cepat dibanding menggunakan kain jumputan dengan ukuran dan kerumitan motif yang sama tetapi diselesaikan hingga makan waktu 15 hari.

Pemenang III, disabet oleh Baristand Industri di Medan dengan judul litbang ”Rekayasa dan Rancang Bangun Material Heat Resistant Fire Grade untuk Spare Part Boiler pada Pabrik Kelapa Sawit”. Keunggulan penelitian ini, yaitumaterial yang dihasilkan dari rekayasa ini memenuhi ketahanan panas sesuai dengan yang dipersyaratkan pada operasional tungku pembakaran boiler.

Selanjutnya, Juara ke-IV, diberikan kepada Barsitand Industri di Padang dengan judul litbang ”Pigmen Gambir untuk Pewarna Tekstil”. Keunggulan dari litbang ini, yaitu dihasilkannya pigmen gambir untuk pewarna tekstil yang ketika diformulasikan dengan mordan dapat digunakan langsung sebagai pewarna tekstil. Dengan teknologi ini, proses pencelupan menjadi lebih singkat dibandingkan hanya pakai gambir asalan, namun dengan tetap mempertahankan mutu hasil pencelupan.

Pemenang V, yaitu Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik (BBKKP) di Yogyakarta dengan judul litbang ”Pembuatan V-Belt untuk Motor Matik”. Keunggulannya, dari kompon upper rubber dan compression rubber sudah dapat dicetak menjadi v-belt motor matik dan telah sesuai dengan standar JASO E-107.

Hasil litbang tersebut dapat memanfaatkan penggunaan karet alam untuk menggantikan karet sintetis sebanyak 30 phr dan penggunaan 100 persen serat alam (serat gebang) yang harganya lebih murah jika dibandingkan dengan serat aramid, dapat harga pokok produksi tanpa menurunkan kualitas produk.

Dan, Juara Keenam, diterima oleh Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) di Semarang dengan judul litbang ”Sistem Sterilisasi Ozonisasi untuk Mikroalga: Metode Yang Efektif, Mudah, dan Ramah Lingkungan dalam Mensterilkan Serbuk Spirulina untuk Industri Farmasi”.

Keunggulan hasil penelitian ini, yaitusistem sterilisasi ozonisasi menggunakan konsep green product treatment tanpa menggunakan bahan kimia, menghilangkan cemaran mikroba, mudah, murah dan tidak menimbulkan produk samping, serta tidak merusak komponen bioaktif.

Sistem tersebut sebagai sterilisator multi fungsi, yaitu sebagai sterilisasi produk cair dan padat baik berupa serbuk kasar, serbuk halus, maupun kristal dengan ukuran lebih besar. Dengan sistem “All in One Product”, satu unit sterilisator dapat diaplikasikan untuk berbagai jenis industri seperti makanan, minuman, farmasi, kesehatan, kosmetik, dan lain-lain.(*/red)

Editor : Ksh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *