Tangerang OaseIndonesiaNews.Com
Kehidupan yang semakin modern mulai meninggalkan profesi dengan tenaga manusia. Man power mulai tergantikan oleh mesin.
Begitulah kondisi para penarik becak di masa milenial, yang perannya mulai digusur oleh Grab atau Gojek.
Banyak faktor penyebab masyarakat beralih moda transportasi yang lebih modern. Di antaranya faktor keamanan, kenyamanan dan waktu.
Penumpang sepi selalu dikeluhkan para penarik becak, apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang.
PPKM Level 4 yang diberlakukan oleh pemerintah, semakin mengurangi pendapatan mereka.
Seperti yang dialami oleh Sakri, 54, penarik becak di pangkalan pertigaan Sumur Pacing, Gerendeng, Kota Tangerang.
Sakri yang merupakan warga Karawaci menceritakan keluh kesah sebagai penarik becak, yang semakin hari semakin sulit mendapat penumpang.
“Dari pagi sampai jam siang begini, saya belum dapat satu pun penumpang. Bahkan kemarin seharian dari pagi sampai malam kosong. Tapi mau gimana lagi pak, kerjaan lain belum ada. Ya terpaksa saya narik becak walaupun hasilnya ga bisa diarepin” keluh Sakri.
“Untuk makan saya dikasih duit ama anak. Beli di warung. Kalo ngarepin dari penumpang bisa ga makan saya” lanjut Sakri yang saat ditemui lagi makan siang di becaknya, Senin, 27/07/2021.
“Kadang ada sih dermawan yang ngasih duit, ngasih sembako. Orang-orang yang peduli dengan masyarakat bawah seperti kita.”
Sakri juga mengaku mendapatkan bansos dari pemerintah selama pandemi Covid-19 ini.
“Alhamdulilah saya dan keluarga mendapat bantuan sosial dari pemerintah kota (Tangerang). Walaupun jumlahnya sedikit, tapi cukup membantu keluarga. Apalagi di kondisi seperti sekarang, nyari duit susah pak.” pungkas Sakri.
Sakri dan rekan-rekan penarik becak adalah potret nyata kehidupan masyarakat bawah yang setiap hari bergelut dengan kerasnya kehidupan kota.
Masyarakat yang kadang terpinggirkan dan tterlupaka. (Yudi K)
Tinggalkan Balasan