Kab. Tangerang, OASEiNews – Sekolah Menengah Pertama (SMP) Nengeri 3 Teluknaga yang berlokasi di Jalan Salembaran, Desa Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang meminta sumbangan kepada orang tua siswa, paska membangun kantin dilingkungan Sekolah.
Hal tersebut, di benarkan oleh Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 3 Teluknaga, Eti Sumiyati. Menurutnya, uang hasil dari sumbangan tersebut, nantinya akan dipergunakan untuk membayar hutang sekolah ke Toko Material.
Di temui di ruang kerjanya Kepsek SMPN 3 Teluknaga Eti Sumiyati mengatakan, Sejak pandemi, disekolah tidak ada kegiatan belajar mengajar. Karena tidak terawat, kantin yang berada di lingkungan sekolah, kemudian roboh. Menurut Eti, tanggung jawab pendidikan itu bukan hanya pemerintah, tapi juga masyarakat dan orang tua.
“Saking semangatnya, tanpa berfikir panjang, akhirnya saya mengajak orang yang mau berdagang dikantin. Kemudian, saya pinta uang sewanya untuk satu tahun kedepan. Uang sewa itu, kita pakai untuk membayar upah tukang,” kata Eti Sumiyati, kepada OASEiNews, Rabu (26/10/2022).
Lebih lanjut Eti menjelaskan, karena sudah terbiasa, pihak sekolah berhutang kepada toko Material. Maka, dengan mengucap bismillah, kantin tersebut dibangun. Tanpa dikira, dan di duga. Ternyata, pembangunan kantin tersebut menelan biaya hingga mencapai 100 juta lebih.
“Saya tanya ke pihak dinas, katanya tidak boleh bayar pake dana Bos. Dana Bos itu, tidak boleh untuk membangun, tapi hanya untuk pemeliharaan. Nah, akhirnya saya minta pendapat, serta meminta solusi ke komite, bagaimana caranya hutang ke toko material bisa terbayar,” jelasnya.
Ia menuturkan, sebelumnya pihak Sekolah sudah mengajukan ke dinas terkait, untuk membangun kantin. Namun, pengajuan tersebut tidak terealisasi. Maka dari itu, dengan mengucap bismillah, pihak sekolah membangun kantin secara mandiri hingga selesai.
Lanjutnya, setelah pembangunan kantin selesai, pihak sekolah pastinya harus membayar ke toko material. Kemudian, pihak sekolah bersama komite serta orang tua siswa mengadakan rapat. Didalam rapat, permasalahan tersebut disampaikan, hingga meminta sumbangan kepada orang tua siswa.
“Jika ada bapak atau ibu yang mau menyumbang, mangga silahkan. Tapi, yang namanya sumbangan itu tidak ditentukan nominalnya. Cuma komite, pas melihat anggarannya sekian, sedangkan hutangnya sekian, ini bisa segini nih, kalo dibagi ke orang tua siswa,” paparnya.
Ia juga menambahkan, didalam rapat antara pihak sekolah, komite serta orang tua siswa, disana orang tua siswa ada yang setuju, serta ada pula yang tidak setuju terkait perihal sumbangan tersebut.
“Bapak ibu punten ya, kita bukan pungutan, tetapi sumbangan. Berarti kalo sumbangan itu, mangga yang mampu silahkan. Saya juga tahu, mana sumbangan dan mana pungutan. Tapi, kalo orang tuanya mau, ya kita dengan senang hati dong menerima,” ucapnya. (Red/Van)