3 Ulama Indonesia yang Jadi Imam Masjidil Haram, Salah Satunya dari Betawi

Rizki Nurmansyah
Minggu, 23 Mei 2021 | 09:05 WIB
Minggu, 11 Juli 2021, 00:15 WIB ( SRY )

Pemandangan dari udara menunjukkan kompleks Masjidil Haram di kota suci Mekah, Arab Saudi, selama hari pertama Umrah, pada Minggu (4/10/2020). [AFP]

Jakarta, Oase I News.com – Salah satu imam Masjidil Haram, Sheikh Bandar Baleela, nyaris jadi korban penyerangan seorang pria tak dikenal saat ia mengisi khutbah Jumat.

Insiden itu terjadi pada Jumat (21/5/2021) lalu. Beruntung, petugas keamanan berhasil menggagalkan aksi dari pria berbaju ihram tersebut.

Posisi imam dan khatib di Masjidil Haram tidak hanya dipegang oleh ulama Arab Saudi. Ulama Indonesia juga pernah jadi imam Masjidil Haram.

Tercatat ada tiga ulama Indonesia jadi imam Masjidil Haram. Berikut sekilas profil ketiga ulama besar Indonesia tersebut:

1. Syekh Junaid Al Batawi

Syekh Junaid Al Batawi adalah ulama kelahiran Pekojan, Jakarta Barat. Tak diketahui pasti tahun ulama Betawi ini.

Sebagai imam Masjidil Haram, popularitasnya masyhur di seantero dunia Islam Sunni dan mazhab Syafi’i sepanjang abad ke-18 dan 19.

Kiprah Syaikh Junaid Al Batawi di Mekah sedikit terungkap dalam catatan perjalanan Snouck Hurgronje, seorang orientalis terkemuka Belanda, ketika menyusup ke kota Mekah.

Dalam catatan perjalananna yang dibukukan dengan judul “Mecca in The Latter Part of 19th Century.” Hurgronje mengaku pernah ditolak oleh Syekh Junaid Al Batawi ketika hendak bertemu.

Ketika itu, kata Hurgronje, Syekh Junaid sudah bermukim di Mekah selama 60 tahun, tepatnya sejak tahun 1834. Ketika Hurgronje mendapat penolakan itu, Sheikh Junaid Al Batawi sudah berusia 90 tahun.

Sama halnya dengan tahun kelahirannya, tahun meninggalnya Syekh Junaid Al Batawi juga tak diketahui pasti.

Menurut Direktur Islam Nusantara Center (INC), A Ginanjar Sya’ban, Syekh Junaid Al Batawi wafat pada akhir abad ke-19 Masehi.

Makam Syekh Junaid Al Batawi, kata Ginanjar, berada di kompleks Pemakaman Al-Ma’la, tak jauh dari Masjidil Haram.

2. Syekh Nawawi Al Bantani

Murid Syekh Junaid Al Batawi lainnya yang juga jadi imam Masjidil Haram adalah Syekh Nawawi Al Bantani.

Dikutip SuaraJakarta.id—grup Suara.com—dari berbagai sumber, Syekh Nawawi lahir di Kampung Tanara (sekarang Kampung Pesisir—red) Desa Padelaman, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang.

Syekh Nawawi Al Bantani, ulama kenamaan asal Banten yang masyhur di Indonesia dan luar negeri. [Instagram]
Syekh Nawawi Al Bantani, ulama kenamaan asal Banten yang masyhur di Indonesia dan luar negeri. [Instagram]
Beliau lahir pada tahun pada tahun 1230 Hijriyah atau 1813 Masehi, dengan nama lengkap Abu Abdul Mu’ti Muhammad bin Umar bin Arabi bin Ali Al-Tanara Al-Jawi Al-Bantani.

Ayahnya merupakan seorang ulama lokal di Banten, Syekh Umar bin Arabi al-Bantani. Sedangkan ibunya bernama Zubaedah, seorang ibu rumah tangga biasa.

Syekh Nawawi merupakan anak sulung dari dari tujuh bersaudara, yaitu Ahmad Syihabudin, Tamim, Said, Abdullah, Tsaqilah dan Sariyah.

Guru Pendiri NU dan Muhammadiyah

Syekh Nawawi memiliki banyak murid. Di antara murid-muridnya yang menjadi ulama berpengaruh, diantaranya Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan.

Diketahui, KH Hasyim Asy’ari merupakan salah satu pendiri organisasi Islam di Indonesia dengan jumlah massa terbesar, yakni Nahdlatul Ulama (NU).

Sementara, KH Ahmad Dahlan merupakan pendiri dari organisasi Islam, Muhammadiyah.

Syekh Nawawi wafat di Mekah pada 25 Syawal 1314 Hijriyah atau 1897 Masehi. Beliau dimakamkan di Jannatul Mu’alla (Pemakaman Ma’la), Mekah.

Makamnya bersebelahan dengan makam anak perempuan dari Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq RA, Asma’ binti Abu Bakar Ash-Siddiq RA.

3. Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi

Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi merupakan satu dari dua murid Syekh Junaid Al Batawi yang juga jadi imam Masjidil Haram.

Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi lahir di Koto Tuo, Agam, Sumatera Barat, pada hari Senin 6 Dzulhijjah 1276 H (1860 Masehi).

Nasab beliau adalah Al ‘Allamah Asy Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah bin ‘Abdul Lathif bin ‘Abdurrahman bin ‘Abdullah bin ‘Abdul ‘Aziz Al Khathib Al Minangkabawi Al Jawi Al Makki Asy Syafi’i Al Atsari rahimahullah.

Ibunya bernama Limbak Urai binti Tuanku Nan Rancak. Ayahnya bernama ‘Abdul Lathif yang berasal dari Koto Gadang.

Abdullah, kakek Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah atau buyut menurut riwayat lain, adalah seorang ulama kenamaan.

Oleh masyarakat Koto Gadang, Abdullah ditunjuk sebagai imam dan khatib. Sejak itulah gelar Khatib Nagari melekat dibelakang namanya dan berlanjut ke keturunannya di kemudian hari.

Dari banyaknya murid-murid beliau, diantaranya yang termasyhur adalah Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan.

Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi wafat pada Senin tanggal 8 Jumadil Awal tahun 1334 H di Mekah, Saudi Arabia.

Kealiman Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi dibuktikan dengan diangkatnya ia menjadi imam dan khatib sekaligus staf pengajar di Masjidil Haram.

Jabatan sebagai khatib dan imam Masjidil Haram bukanlah jabatan yang mudah diperoleh. Jabatan ini hanya diperuntukkan orang-orang yang memiliki keilmuan yang tinggi. ( SRY – SJ ).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *