Kisah Dua Tunawisma Orang Tidak Waras yang Diberi Makan Oleh Seorang Juru Parkir

LABUHAN – Oase INews.com – Daerah Labuhan merupakan suatu daerah dipesisir daerah Provinsi Banten yang masih termasuk wilayah kabupaten Pandeglang.

Waktu wartawan melakukan undangan perjalanan di kawasan Kulon Banten yaitu tepatnya menuju desa Ujung Kulon, banyak pemandangan yang sangat kontras di sepanjang perjalanan selain indahnya pantai pantai dipesisir Banten.

Apa sebabnya ???

Daerah kabupaten Pandeglang yang sangat indah sumber daya pariwisata dan sangat mejanjikan dibidangnya, tidak hanya menarik dibidang tersebut tapi juga menarik mata dengan pemandangan banyaknya para gembel, tunawisma bahkan orang tidak waras yang berkeliaran didaerah tersebut.

Sangat patut diperhatikan oleh pemerintah setempat kebradaan dari para orang tunawisma tidak waras tersebut, yang mana mereka benar benar patut dikasihani kebradaannya didaerah tersebut.

Sepanjang perjalanan wartawan didaerah tersebut kalau dihitung sudah ada belasan orang yang wara wiri di daerah Labuhan dan sekitarnya.

Tapi yang sangat membuat wartawan terharu adalah perbuatan masyarakat setempat yang berusaha membantu memberi makan orang orang tuna wisma yang tidak waras tersebut.

Contohnya Ade seorang tukang parkir jalanan di pasar Labuhan terlihat jelas oleh wartawan sedang memberikan makanan yang baru saja dibelinya dari ibu ibu penjual nasi bungkus dan goreng gorengan tempe tahu yang berjualan di kawasan pasar tersebut.

Padahal dia baru saja mendapat uang dari hasil menjadi juru parkir di pasar tersebut, lalu dia langsung saja membeli makanan untuk diberikan kepada ke 2 orang tidak waras tunawisma di depannya.

Sungguh suatu perbuatan mulia ditengah tengah krisis ekonomi yang melanda negri ini yang membuat banyak rakyat harus mengencangkan ikat pinggang dan berhemat dalam pengeluaran, tapi kebudayaan saling memberi bagi yang tidak mampu masih terlihat tepat didepan mata wartawan yang sedang mengunjungi pasar tersebut untuk membeli perbekalan ke Ujung Kulon sana.

Sangat ironis dan membuat hati miris melihat pemandangan banyaknya tunawisma tidak waras didaerah Labuhan tersebut.

Walaupun miris, rombongan wartawan juga mendapat pembelajaran berharga dari pemandangan tersebut, bayangkan seorang tukang parkir yang baru saja mendapat uang dari hasil parkiran mobil dibelikan ransum makanan untuk tunawisma orang tidak waras yang belum makan berhari hari, yang seharusnya masalah tersebut menjadi tanggung jawab pemerintah setempat, bukan rakyat biasa seperti tukang parkir bersahaja, yang pendapatannya juga tidak atau belum memadai alias morat marit.

Tapi Ade memberikannya dengan iklas kepada sesama mahluk allah yang maha kuasa, pemandangan tersebut, benar benar bagai oase di padang gurun yang tandus.

“Kasihan itu pak, orang itu belum makan dari kemarin, dan suka ngais ngais sampah untuk cari makanan, bisa mati itu kalau kena makanan basi yang beracun dari sampah, jadi saya belikan saja pak daripada mati, ga tega juga kita liatnya, dan sudah banyak yang mati juga disini, dikubur oleh warga, takut mayatnya bau busuk” kata Ade kepada wartawan bercerita.

Yang unik dan mengundang perhatian wartawan adalah cerita orang orang di sana seperti pak Ade dan pak Anwar yang pernah dan tau melihat sendiri kalau gembel gembel tersebut ternyata adalah hasil eksport dari kota, karena mereka melihat sendiri waktu malam orang tidak waras tersebut diturunkan dari mobil truck engkel dengan cara didorong dan ditendang tendang supaya turun dari truck diwilayah tersebut.

Ketika mereka mau menegur sopir dan knek mobil truck tersebut tapi sudah keburu jalan pergi dari daerah itu.

“Mereka diturunkan malam hari dari mobil truck engkel sambil didorong dorong, dan ada juga yang ditendang gitu pak untuk dipaksa turun disini, saya kasihan liat seperti itu, bahkan yang perempuan ada yang menangis mengamuk, tapi malah mau dipukul oleh sopir” ungkap Anwar kepada wartawan.

Seharusnya ini menjadi tanggung jawab dan perhatian dari para pemuka dan pemangku pemerintahan dan para aparat setempat untuk mengungkap masalah banyaknya tunawisma dan orang tidak waras tersebut, yang sudah menjamur di wilayah kabupaten Pandeglang.

Walau pihak provinsi sedang giat membangun seperti pelebaran jalan, tapi sebaiknya mereka memperhatikan juga masalah tersebut untuk pembinaan dan penyuluhan.

Karena kasus tersebut bukan semata mata menjadi tanggung jawab rakyat setempat disana saja, tapi terlebih harusnya menjadi tanggung jawab pemerintah dan aparat setempat.

(slmt*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *