Kab. Tangerang, OASEiNews – Pembangunan saluran air (Drainase/U-Ditch) harusnya menjadi solusi untuk mengatasi genangan air atau banjir di suatu kawasan permukiman. Di Kampung Gardu Pojok RT 02, RW 03 , Desa Kramat, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, yang terjadi malah sebaliknya.
Saat hujan turun di sepanjang jalan yang dibangun saluran drainase tersebut terjadi genangan, air menggenang karena salurannya tertutup oleh pembangunan drainase yang sudah selesai pengerjaan nya.
Dari informasi yang dirangkum awak media, pembangunan saluran U-Ditch Sepanjang Kurang lebih 30 Meter di Kampung Gardu Pojok, Desa Kramat merupakan pekerjaan Penunjukan Langsung (PL) Kecamatan Pakuhaji, dengan Anggaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tangerang melalui Kecamatan Pakuhaji Tahun Anggaran 2021 lalu. Namun, belum diketahui berapa anggaran biaya pembangunan U-Ditch tersebut.
Masyarakat di sekitar Kampung Gardu Pojok atau yang melintas di jalan tersebut merasa tak nyaman karena genangan tersebut.
“Sebelum dibangun U-Ditch jalan kering ga becek. Setelah ada U-Ditch malah jadi becek,” kata salah satu warga yang enggan disebutkan namanya kepada wartawan. Rabu (20/7/22).
Dia menyebutkan, bangunan U-Ditch di Kampung Gardu Pojok dinilai tidak memperhatikan aspek kajian lingkungan dan salah dalam pembangunan. Katanya, dilakukan pembangunan diduga hanya asal jadi dan yang penting bisa menyerap anggaran tanpa mementingkan aspek manfaat yang diterima warga. Kondisi itu tampak dari pekerjaan pembangunan U-Ditch yang lebih tinggi dari badan jalan.
“Dampaknya air yang ada di badan jalan tak bisa mengalir ke dalam drainase. Saat hujan tiba, aliran airnya tersumbat. Ada 5 rumah yang Akses Jalan nya tergenang setelah di buat U-Ditch. Kalo bisa saya minta di tutup atau di benerin, agar jalan ga becek lagi,” Pintanya.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Kramat Nuralam saat di temui di kediaman nya mengatakan, pembangunan U-Ditch di Kampung Gardu Pojok tersebut bukan menjadi solusi untuk menangani genangan air.
“Solusi itu seharusnya air mengalir dari darat kekali, ini malah dari kali kedarat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kades menjelaskan pembangunan U-Ditch tersebut berdasarkan pengajuan dari warga, dengan tujuan agar warga tidak tergenang air di saat musim hujan dengan intensitas tinggi. Namun, setelah pembangunan U-Ditch air malah menjadi tergenang. Saluran air (kali) yang berada tidak jauh dari pembangunan U-Ditch tersebut jaraknya berdekatan dengan laut. Jika laut sedang pasang, maka air tersebut naik ke permukaan hingga menggenangi pemukiman warga.
“Pemasangan U-Ditch ini bukan solusi untuk mengatasi banjir, malah menjadi tambah masalah bagi warga sekitar. Sehingga warga minta U-Ditch tersebut di tutup kembali,” Pungkasnya. (Red/Van)