Launching Buku Biografi H. Moh. Saleh Asnawi Ketua DPD Partai Nasdem Tangerang Selatan “Pengusaha & Politisi Jalan Lurus”

Tangsel, OASE INews.com

Dengan tema “Pengusaha & Politisi Jalan Lurus” Launching Buku Biografi H. Moh. Saleh Asnawi Ketua DPD Partai Nasdem Tangerang Selatan, acara tersebut di selenggarakan di Al Sinema AMTC Lubana Sengkol Tangsel pada hari Rabu (16/03/2020)
Selain Launching Buku Biografi tersebut juga H.Saleh Asnawi juga merayakan Hari Pernikahannya yang genap ke-35 tahun

Hadir dalam acara Launching tersebut para pejabat teras Tangsel dan kolega-koleganya juga keluarga besar H. Saleh Asnawi.
Dikutip dari buku yang diterbitkan diceritakan sejarah perjalanan hidupnya bahwa H Saleh. Asnawi berasal dari seorang anak petani, beliau dikenal sebagai anak yang pintar dan pandai bergaul. Tapi sangat disayangkan disaat duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) Saleh dikeluarkan dari sekolah tersebut karena main judi koprok.

Dengan kejadian tersebut beliau lalu tinggal di Pondok Pesantren dan mengalami pembelajaran dinamika pergaulan remaja. Disini saya melihat ada masalah karakter dari anak muda tersebut yang pastinya bersumber dari qalbu dirinya. Apa dan dimana qalbu itu? Qalbu adalah salah satu aspek terdalam pada jiwa manusia atau biasa disebut hati. Tugasnya menilai benar salahnya perasaan, niat, pemikiran, hasrat, sikap dan tindakan seseorang, terutama pada dirinya sendiri, tuturnya.

Saleh Asnawi kemudian menjadi seorang aktivis dan bekerja disebuah kantor Suzuki sebagai sales sampai akhirnya dipercaya untuk merintis showroom sendiri di Lampung.

Saleh Asnawi meminang seorang wanita yang bernama Siti Mahmudah dan dikaruniakan lima orang anak, dua putra dan tiga putri.

Ditengah perjalanan kehidupannya Saleh mengalami krisis ekonomi tahun 90an lalu beliau pindah ke Jakarta untuk merubah kehidupannya demi anak dan istrinya. Sampai akhirnya beliau mendapatkan usaha yang lebih baik di Lubana Sengkol Tangsel dan menjadi wakil rakyat di Tangsel sebagai Ketua Dewan Partai Nasdem dengan kegigihannya dan jiwa pantang menyerah. Juga baktinya kepada kedua orang tuanya yang diturunkan kepada anak cucunya.

Dihari ulang tahun pernikahannya Saleh memberikan sebuah hadiah yang special kepada istri tercinta yaitu sebuah masjid yang diberi nama “AL MAHMUDAH”

Diakhir cerita dalam buku tersebut Saleh berpesan “Jika rencana kita tidak berhasil, maka ubahlah rencananya, tetapi jangan pernah ubah tujuannya”, ucapnya.

(Anna Maria) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *