PADANG, Oase I News.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah menetapkan Alokasi Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2020 sebesar Rp 7,3 triliun. Terdapat kenaikan dari APBD tahun 2019 yang berjumlah sebesar Rp 7,1 triliun.
Merujuk pada anggaran alokasi UMKM tahun 2017 sebesar Rp 2.390.609.000,- dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar Rp 4.623.743.200,- terdapat kenaikan kisaran 2 milyar lebih per tahunnya. Sehingga disimpulkan untuk Alokasi UMKM 2019 dari APBD Sumbar dikisaran 2,5 milyar per tahun. (dikutip dari sumbarprov.go.id).
Namun menurut pendapat Pemerhati Perempuan sekaligus Direktur Women Reseach Institute (WRI), Edriana,SH.MA mengatakan bahwa kenaikan APBD Sumbar ini masih belum sebanding dengan sektor UMKM yang ada.
“Jumlah APBD Sumbar masih terlalu rendah dibandingkan dengan besarnya potensi yang ada,” ujarnya saat dikonfirmasi tim media melalui ponselnya, Minggu (15/12).
Edriana adalah sosok perempuan Minang yang memiliki pengalaman Internasional sebagai Pemerhati Perempuan di Indonesia. Dengan bekal gelar S2 -nya dibidang Pembangunan Perempuan dari Universitas di Den Hag Belanda, yang beberapa kali pernah di delegasikan Forum PBB.
“Karena jumlah APBD Sumbar masih terbilang kecil, maka kita harus membuka pasar Regional, Nasional, dan juga ke pangsa Internasional untuk produk-produk UMKM terutama mengenai kerajinan tenun songket dan makanan atau kuliner Sumbar yang sangat terkenal dan juga bisa dibilang langka seperti Lapek Koci Kacang Hijau, Sari Kayo, dan Krupuk Kuah, karena masih diolah secara tradisional. Semua itu perlu kita sosialisasikan,” lanjutnya.
Menurutnya, makanan yang punya kualifikasi eksport tinggi seperti rendang serta makanan kering seperti kripik balado, serta makanan kering lainnya, perlu lebih ditingkatkan lagi sosialisasinya. Karena potensi rendang dikelola sebagai makanan eksport yang luar biasa.
Terpisah dari hal diatas, Sebagai warga Minang Perantau, Edriana juga mengapresiasi kata-kata Bung Hatta, seorang wakil Plokamator Negara Indonesia.
“Kejujuran sangat penting dalam melakukan kerja-kerja politik, demi menegakkan keadilan untuk meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat. Seperti yang pernah dikatakan oleh Bung Hatta bahwa Kurang cerdas dapat di perbaiki, Kurang cakap dapat dihilangkan dengan Pengalaman, namun Ketidakjujuran itu Sulit untuk diperbaiki,” tegas Edriana.
(Put).
Tinggalkan Balasan