Baliho Dan Atribut Dicopot Aparat, FPI Kota Tangsel Akan Pasang Simbul Baru

Oase I news.com, Kota Tangerang Selatan- Petugas gabungan dari polisi, TNI, serta aparat Satpol PP telah mencopot baliho, spanduk, serta atribut Front Pembela Islam (FPI) yang terpasang di kantung-kantung basis pendukungnya di wilayah Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Tak ada reaksi apapun dari massa FPI, satu persatu semua atribut tersebut ditertibkan petugas. Termasuk baliho yang berisi gambar Imam Besar Habib Rizieq Shihab (HRS), tak luput dari pencopotan. Tindakan itu merupakan tindak lanjut atas pengumuman pemerintah yang melarang seluruh aktivitas FPI pada Rabu 30 Desember 2020.

Menyikapi hal tersebut, Tim Advokat Muslim yang juga sebagai Tim Hukum FPI Provinsi Banten, Zainudin, SH mengatakan jika secara otomatis tak lama setelah pelarangan FPI oleh pemerintah maka semua basis-basis FPI berubah dan menjelma menjadi Front Persatuan Islam dengan akronim yang sama, yaitu FPI.

“Semua, di seluruh Indonesia, termasuk di Kota Tangsel, Banten, dan daerah-daerah lain menjadi Front Persatuan Islam. Pada prinsipnya, kalau FPI ini tidak masalah lah, pemerintah mau membubarkan berapa kali juga nggak masalah kok. Jadi kalau pemerintah mau membubarkan dengan arogan, ya FPI fine-fine saja,” katanya minggu 3/12/2020) pagi.

Menurut Zainudin, FPI bukan lah tujuan karena hanya sebatas wadah dan alat perjuangan menegakkan keadilan. Sehingga pelarangan organisasi FPI tak berdampak apapun terhadap perjuangan para kader, simpatisan maupun pendukungnya di berbagai wilayah di Indonesia.

“Karena FPI itu bukan tujuan, hanya alat perjuangan. Maka nanti logo dan simbol (FPI) otomatis juga pasti akan berubah. Akan segera diganti, yang jelas nuansanya islami,” jelasnya.

Sementara, Ketua DPC FPI Pondok Aren, Ustadz Abdul Ghofar menegaskan, pihaknya bakal segera mengkonsolidasikan seluruh kader dan pendukung untuk memastikan langkah perjuangan berikutnya. Di mana kata Ustadz Abdul Gofar, semua itu sedang menunggu arahan dari pengurus pusat.

“Kita masih menunggu intruksi dari pusat soal Front Persatuan Islam. Karena kita sedang fokus dengan kematian 6 syuhada dan pembebasan Imam Besar kami. Kalau untuk perjuangan kita selalu siap. Bahkan sekarang kalau pun sudah dibubarkan, kita di sini tetap solid, kal jasadil wahid (bagaikan satu tubuh),” tandasnya.

Ditambahkannya, seluruh baliho dan atribut FPI di wilayahnya telah dicopot petugas sejak semalam, termasuk yang terpasang di depan rumahnya. Namun begitu, dia memastikan akan mengganti seluruh baliho dan atribut yang dicopot petugas itu dengan baliho dan atribut FPI dengan simbol baru.

“Kita pasang lagi, udah pasti itu. Seribu baliho dicopot maka seribu baliho Front Persatuan Islam akan kita pasang lagi dengan simbol yang baru,” tegasnya.

Ketua salah satu majelis taklim itu pun menganggap langkah pelarangan FPI oleh pemerintah sangat berlebihan. Terlebih, FPI hanya sebatas organisasi kemasyarakatan yang aktivitasnya banyak bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan.

“Sangat berlebihan, Masya Allah. Kita nggak pernah korupsi makan uang rakyat, kita nggak pernah merampok, membunuh, kami juga bukan organisasi yang ingin mengganti ideologi pancasila. Kenapa sebegitu dzolimnya pemerintah membubarkan, melarang kami, dirazia, disweeping. Siapa dibalik semua ini?, kami mencurigai ada kekuatan komunis yang mengendalikannya,” pungkasnya.

( Simon )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *