JAKARTA, Oase I News.com – Toleransi adalah salah satu hal penting dalam kehidupan bermasyarakat, karena tidak semua orang memiliki hal-hal yang seratus persen sama dengan yang kita miliki dan setiap orang pasti mempunyai perbedaan yang beragam, mulai dari dalam dirinya yang terwujud dalam Sifat, Perilaku, Pemikiran, dan hal lainnya.
Maka dari itu, kita sebagai masyarakat yang multi-cultural harus bisa menumbuhkan sikap Toleransi mulai dari perbedaan – perbedaan yang sangat kecil, agar tercipta Kerukunan, Keharmonisan, dan Keutuhan di dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Jangan sampai karena satu perbedaan mengakibatkan pecahnya suatu keutuhan dan persatuan yang telah ada sebelumnya.
Dalam hal ini, tim RJGP (Rumah Juang Garda Pancasila) menyempatkan waktu “Coffee Break” bersama ‘Komunitas Kreatif Millenial di kawasan Kota Tua (KoTu) untuk mengulik sejenak keluh-kesah mereka sesama Seniman. Sabtu (27/08).
Sebut saja kelompok marginal kreatif, seperti pembuat cinderamata, pemusik jalanan juga pembuat seni ukir. Berkumpul bersama ngopi bareng ketua RJGP Nikolas Kosigin dan rekan-rekan RJGP Andre Dande, Bung Michael, Bung Agus dan Putri sebagai media.
Mereka menyampaikan banyak hal, baik curhatan pribadi sampai sulitnya mereka mendapat tempat untuk mengapresiasikan hasil karya mereka.
Hal ini di karenakan kebijakan dari pengelola kawasan wisata kota tua yang tidak mengakomodir keberadaan mereka.
Besar harapan RJGP bisa menjadi jembatan seperti apa yang mereka harapkan.
Andre dande selaku koordinator wilayah Jakarta menyatakan, “Disini sangat diperlukan sosok yang bisa menjembatani mereka ke dinas terkait supaya mereka bisa berkarya dengan tenang sebagai penopang hidup mereka,” ujarnya.
Bung Michael menyampaikan,
“Semoga Pertemuan antara RJGP dan Komunitas Musisi yang ada Di Kotu pada kesempatan ini dapat Memotivasi dan Menyalurkan proses implementasi nilai-nilai Pancasila di lingkungan kampus oleh mahasiswa perlu didukung dengan pemahaman yang baik oleh Karena itu Komunitas yang berada di Kota Tua harus tetap berpedoman Teguh pada Pancasila supaya tidak terjadi atau tergerus terhadap Penyimpangan ideologi Pancasila.
Ya, seperti yang tercantum dalam sebuah artikel tulisan dari Dewi Sri Agustina yang mana menyatakan, bahwa “Dengan mengimplementasikan sikap Toleransi di dalam masyarakat maka diharapkan terwujud semboyan negara Indonesia yaitu ‘Bhinneka Tunggal Ika’ yang berarti Berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Membawa Makna, Meskipun Indonesia memiliki berbagai perbedaan tetapi tetap satu kesatuan dan satu tujuan yang sama. Karena dengan adanya perbedaan tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara yang indah, Keragaman yang terjalin bisa membuat tali Persaudaraan diantara sesama manusia menjadi erat dan kuat.
Perbincangan dalam Coffee Break diselingi dengan petikan gitar dan suara khas para seniman kreatif tersebut sehingga menambah kehangatan suasana sore menjelang senja di Kota Tua. Tak lupa sesi foto bersama di akhir acara.
Pertemuan yang sangat cair antara RJGP dan komunitas KoTu di tutup dengan pesan yang di sampaikan oleh ketua RJGP Nikolas Kosigin, bahwasannya “terkait hal ini, Sangatlah penting tetap memegang teguh toleransi sebagai perwujudan dari Ideologi Pancasila,”singkatnya.
Berikut Videonya:
Pewarta : Putri.